gajah

Posted by putri angkasa


Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae ) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Selain itu rumput gajah juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang baik.
Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksinya dianjurkan oleh banyak pihak. Ciri – Ciri Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
* berumur panjang (perennial)
* tumbuh tegak membentuk rumpun, mirip tebu
* perakaran cukup dalam, tinggi dapat mencapai 2-4 meter
* batang tebal dan keras pada yang tua.
* daun lebar dan panjang, tulang daun agak keras
* dapat tumbuh pada dataran rendah sampal pegunungan
* tahan terhadap kekeringan
* tahan lindungan sedang
* lapisan tanah yang dalarn dan struktur tanah remah (sedang) akan memberikan hasil yang sangat memuaskan
* tidak tahan terhadap air yang tergenang
Rumput gajah termasuk dalam famili Graminae yang dapat digunakan sebagai hijauan pakan ternak. Adapun klasifikasi tanamannya (Reksohadiprodjo, 1985) adalah sebagai berikut :
Phyllum : Spermathophyta
Sub-phyllum : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Familia : Gramineae
Sub-familia : Panicordeae
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum
Rata-rata kandungan zat gizi Rumput gajah (Pennisetum purpureum) yaitu : protein kasar 9,66 %, BETN 41,34 %, serat kasar 30,86 %, lemak 2,24 %, abu 15,96 %, dan TDN 51 % (Hartadi dkk., 1986 dan Lubis, 1992).
Kandungan nutrien setiap ton bahan kering adalah N:10-30 kg; P:2-3 kg; K:30-50 kg; Ca:3-6 kg; Mg dan S:2-3 kg. Nilai gizi rumput gajah sebagai hijauan makanan ternak ditentukan oleh zat-zat makanan yang terdapat di dalamnya dan kecernaannya. Nilai gizi rumput gajah dipengaruhi oleh fase pertumbuhan pada saat pemotongan atau penggembalaan (McIlroy, 1977).
Kultivar rumput gajah yang ada di Indonesia adalah King Grass (P. purpureum cv. King Grass), Taiwan (P. purpureum cv. Taiwan), Hawaii (P. purpureum cv. Hawaii) dan Africa (P. purpureum cv. Africa).
* Kultivar King
Batang dan daunnya paling raksasa (karena itulah dia disebut King Grass), daunnya berbulu kasar dan akan terasa perih. Batangnya keras, produktivitas tinggi, dapat mencapai 200 – 250 ton per hektar per tahun. Pada daun muda, pangkal daunnya memiliki bercak bercak berwarna hijau muda.


* Kultivar Taiwan
Cukup raksasa, dapat mencapai 4 -5 meter. Batangnya lunak, daun lebar berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik. Ciri ciri lain adalah pada batang muda pangkal batangnya bawah yang dekat ke tanah berwarna kemerah merahan, cenderung mudah roboh apabila diterpa angin kencang. Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi
pemupukan dan pemeliharaan optimal. Selain itu, Taiwan (juga King Grass) membutuhkan air yang cukup banyak. Pengamatan kami, produksi per rumpun bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.




* Kultivar Africa
Batang kecil dan keras, daun kecil. Tumbuh tunas tunas kecil pada ketiak batang. Sehingga apabila terbiasa melihat King Grass atau Taiwan yang sehat, melihat Africa seperti melihat rumput kerdil . Keunggulan dari Africa adalah kebutuhan airnya yang tidak terlalu banyak. Sehingga pada musim kering pun masih dapat tumbuh dengan cukup baik. Produktivitas tidak terlalu tinggi, menurut pengamatan kami hanya sekitar 1 -2 kilogram / rumpun (basah) per panen (sekitar 100 ton per hektar per tahun).




* Kultivar Hawaii
Rumput Gajah jenis Hawaii memiliki batang dan daun yang lunak tapi tidak terlalu besar. Lebih mirip ke Taiwan hanya lebih kecil. Tidak heran, karena kultivar ini merupakan induk dari kultivar Taiwan yang merupakan hibrid King Grass dengan Hawaii.

Pemotongan Rumput Gajah
Pemotongan pertama dilakukan sesudah rumput berumur 50—60 han, pemotongan berikutnya dilakukan setiap 40 hari Penting diperhatikan pemotongan hendakriya dilakukan sebelum rumput berbunga karena setelah berbunga nilai gizi rumput telah menurun dan kurang digemari ternak.
Untuk menjamin agar pertumbuhan rumput baik kembali batang pada rumpun yang dipotong hendaknya disisakan 10-15 cm diatas tanah, Setelah selesai pemotongan hendaknya dilakukan penyilangan dan tanaman pengganggu, pendangiran dan batang yang sudah mati dibuang.
Produksi Rumput Gajah dapat mencapai 150-200 ton/Ha per tahun dengan pemotongan 9-11 kali. Pada tanah yang subur dan dengan pemellharaan yang balk peremajaan dapat dilakukan 4-5 tahun sekali

Pencacahan Rumput Gajah
* Pencacahan rumput dilaksanakan pada pagi hari, sehari setelah rumput dipotong.
* Pencacahan dilaksanakan dengan menggunakan mesin pencacah rumput (forage cutter) dengan panjang rumput yang sudah dicacah kurang lebih 5 cm.
* Pencacahan rumput dimaksudkan agar semua bagian rumput dapat dikonsumsi oleh ternak dan untuk meningkatkan efisiensi pencernaan makanan ternak.






Penyimpanan
* Rumput yang baru dipotong dari kebun, diangkut dan disimpan di tempat pencacahan rumput.
* Rumput yang telah dicacah diangkut dan disimpan pada box tempat penyimpanan rumput di tiap-tiap kandang.
* Rumput yang disediakan dalam box penyimpanan rumput di tiap-tiap kandang adalah untuk pemberian makan satu hari (pagi dan sore hari).
Pemberian
* Pemberian rumput gajah yang telah dicacah setiap harinya rata-rata antara 45-80 kg per ekor.
* Pemberian dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi hari jam 08.30 dan sore hari jam 16.00.
* Penyediaan Rumput Afrika/African Star Grass (cynodon plectostachyus) untuk merumput (grazing) di line bull serta untuk dibuat rumput kering (hay) yang disediakan untuk pemberian/ penambahan makanan pada musim kemarau.

0 komentar:

Posting Komentar